Harga Mobil Terupdate: May 2019

JANGAN UCAPKAN INI KEPADA ORANG DEPRESI

1. Hindari kalimat : “Selalu ada orang di luar sana yang lebih menderita daripada kamu”

Atau “Yah, apa boleh buat. Hidup memang tidak adil,”
atau “Lihatlah sisi baiknya, setidaknya kau masih diberikan tubuh sehat.”

Ini sangat benar, tapi mengetahui bahwa beberapa orang mempunyai luka bakar tingkat tiga tidak menciptakan luka pasien luka bakar tingkat pertama merasa lebih tidak sakit; problem yang dimiliki orang lain tidak menciptakan problem kau menghilang begitu saja. Pahamilah, lantaran kau sedang berbicara dengan orang yang depresi.

Selalu ada orang di luar sana yang lebih menderita daripada kau JANGAN UCAPKAN INI KEPADA ORANG DEPRESI

“Depresi yakni gangguan yang sangat umum,” kata dr. Harold Koenigsberg, seorang psikiatrik dan profesor psikiatri dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, dilansir dari Upworthy. Dia menjelaskan bahwa sekitar 1 dari 4 perempuan dan 1 dari 6 laki-laki menderita depresi berat di beberapa titik dalam hidup mereka. Statistik ini berarti cukup mungkin bagi kita semua untuk tahu seseorang yang pernah berurusan dengan depresi pada satu titik di hidupnya.

Kita harus memahami bahwa kapasitas setiap orang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kita tidak bisa menyampaikan bahwa orang yang bercerai tidak lebih sedih dari orang yang keluarganya hilang ditelan ombak tsunami. Setiap orang punya kapasitas masing-masing dalam mendapatkan beban hidup.

Katakan ini saja:
“KAMU TIDAK SENDIRIAN. SAYA DI SINI UNTUKMU.”

______________

2. Hindari kalimat : “Kamu kurang bersyukur sama hidup”

Saya mempunyai “gratitude box” di kamar saya dimana setiap harinya saya menuliskan tiga hal yang bisa saya syukuri dari hidup saya. Meskipun begitu, saya masih depresi. Kenapa? Karena depresi bukan perihal bersyukur saja. Orang-orang dengan depresi klinis mempunyai rasa rendah diri yang besar, mempunyai perasaan bersalah yang tinggi, dan bahkan mempunyai keinginan untuk mati. Terkadang hal-hal tersebut tidak bisa mereka kendalikan.

______________

3. Hindari kalimat : “Mungkin kau kurang dekat sama Tuhan”

Saya mempunyai sahabat yang ketika sedih pribadi ke gereja, tetapi ia juga masih bisa mengalami depresi dan panic attack. Teman saya, seorang Buddhist, sering berlatih meditasi namun juga melaksanakan self-cutting. Teman saya yang lainnya, seorang Muslim yang rajin puasa Senin-Kamis, ternyata sudah terjangkit depresi klinis selama tiga tahun lamanya. Jadi, depresi bisa menyerang siapa saja. Terkadang, pernyataan seseorang sedih lantaran kurang dekat dengan Tuhan malah menciptakan kami ingin menjauh dari Tuhan. Kami sedang sakit, kami sudah rajin ibadah semampu kami, tetapi orang-orang masih judgmental bahwa kami kurang dekat dengan Tuhan.

Depresi bisa menyerang siapa saja; bahkan orang-orang kaya raya dengan orang bau tanah lengkap yang penyayang. Belum lagi kita hidup di zaman yang serba menuntut kita untuk buru-buru, sehingga otak kita jarang mempunyai kesempatan untuk benar-benar istirahat dari segala macam pikiran. Belum lagi, hal-hal kecil yang menumpuk dipikiran itu juga bisa menjadikan depresi.

______________

4. Hindari kalimat : “Sama dong, saya dulu juga pernah depresi gara-gara […]

Jika Anda benar-benar pernah terjerat depresi dan berhasil keluar, mendengar komentar ini dari seseorang yang mempunyai pengalaman yang sama bisa menjadi sangat berarti bagi seseorang yang merasa bahwa tidak ada satupun yang mengerti mereka, atau merasa terlalu aib untuk berbicara perihal situasi mereka.

Tapi, kalau Anda sekadar mengatakannya untuk “menenangkan” tanpa tahu persis apa yang dialami oleh seseorang yang depresi, komentar ini benar-benar sanggup berkesan MERENDAHKAN. Merasa tertekan sebagai individu yang sehat sangat berbeda dari depresi klinis: salah satunya yakni kondisi kronis yang bisa berlangsung bulanan sampai tahunan, sementara yang lain yakni insiden terpisah, sehingga tak mungkin untuk menyamaratakan keduanya. Anda pernah mengalami situasi yang Anda pikir mirip/memicu depresi, berkabung misalnya, tetapi Anda tidak benar-benar menghadapi “hantu” yang mengekang orang yang depresi setiap hari.

Meskipun mereka sering tumpang tindih, kesedihan ketika berduka dan depresi BUKANLAH HAL YANG SAMA. Orang yang depresi berjuang untuk mendapatkan secercah impian untuk bulanan dan tahunan, sesuatu yang Anda benar-benar rasakan kalau Anda pernah mempunyai depresi klinis.

Katakan ini saja:
“AKU HANYA BISA MEMBAYANGKAN APA YANG KAMU ALAMI, TAPI AKU AKAN MENCOBA UNTUK MEMAHAMINYA SEMAMPU YANG AKU BISA. KITA BISA DAN AKAN MEMBEBASKANMU DARI PENDERITAAN INI.”

______________

5. Hindari kalimat : “Ah masa sih kau depresi? Kamu terlihat baik-baik saja/happy terus, kok!. Postinganmu saja terlihat senang terus. ”

Sama mirip ketika Anda memilah-milih filter, angle, dan pencahayaan untuk selfie Anda, orang yang depresi juga menyesuaikan “TOPENG" , ketika mereka berada di kawasan umum, bersama orang-orang terdekatnya. Beberapa orang sangat jago menyamarkan depresinya. Sangat praktis untuk meniru kebahagiaan, jadi hanya lantaran teman/anggota keluarga Anda tersenyum lebar, tidak berarti mereka tidak menderita di dalam dirinya.

Hanya lantaran ia tidak terlihat depresi bukan berarti ia tidak mengalaminya. Kebanyakan orang yang mengidap depresi justru berusaha keras untuk terlihat baik-baik saja, jadi jangan ucapkan kata-kata ini pada temanmu.

Katakan ini saja:
“BARU-BARU INI SAYA LIHAT KAMU SEDIKIT BERBEDA. ADA APA? BAGAIMANA SAYA BISA MEMBANTU?”

______________

6. Hindari kalimat : “Yaelah, stres aja minum obat. Berlebihan banget kamu”

Depresi klinis bukan hanya problem kepribadian yang lemah. Buktinya, dokter, psikolog dan psikiater telah mempelajari depresi selama bertahun-tahun. Lalu buat apa adanya mereka? lantaran memang depresi yakni penyakit yang selain problem kejiwaan, juga ada hubungannya dengan kondisi medis seseorang.

______________

7. Hindari kalimat : “Udah berkali-kali kau bilang mau bunuh diri, kapan mati?”

Ada perbedaan antara suicidal thoughts dan suicide attempt. Orang-orang dengan suicidal thoughts sangat praktis sekali memikirkan kematian; pandangan gres untuk mati dan bunuh diri sangat menarik bagi mereka yang suicidal. Tanpa disadari, mempunyai pandangan gres bunuh diri yakni pikiran yang menyiksa. Sayangnya, banyak dari penderita depresi yang tidak tahu bahwa pandangan gres bunuh diri yakni hal yang perlu diatasi lantaran semakin usang bisa menjelma agresi nyata.

Kalau boleh diibaratkan, pandangan gres bunuh diri sama mirip pandangan gres untuk menyatakan cinta; ada yang menyimpannya bertahun-tahun, namun ada juga yang pribadi melaksanakan suicide attempt. Tetapi, pandangan gres itu selalu ada di kepala mereka.

Jika kau menyampaikan kalimat sperti itu, itu sangatlah salah. Dan bisa menciptakan fikiran suicidal itu akan cepat terwujud.

______________

8. Hindari kalimat : “Sering-seringlah keluar rumah!” atau “Senyum, kek, sesekali.”

Ini memperlihatkan Anda mempunyai anggapan yang sederhana — dan salah — perihal depresi. Komentar mirip ini sama saja menyuruh seseorang dengan kaki yang patah, “Mengapa kau tidak mencoba untuk berjalan?”
Jangan memperlakukan depresi mirip pilihan hidup, seperti orang tersebut menentukan untuk berada dalam penderitaan konstan. Tidak ada yang menentukan untuk menjadi depresi.

Katakan ini saja:
“AKU BENCI MELIHATMU MENDERITA. YUK, IKUT AKU BERMAIN KELUAR ."

______________

9. Hindari kalimat : “Katanya, olahraga ini-itu bisa nyembuhin depresi. Udah pernah coba?”

Kita sering berpikir depresi sanggup dengan praktis hilang, tapi depresi yakni kondisi bawaan. Meskipun olahraga sanggup membantu menekan suasana hati buruk, ketika seseorang sedang berjuang dengan depresi mungkin akan terlalu sulit untuk bahkan keluar dari kawasan tidur selama beberapa hari.

Menyarankan tips praktis mirip jogging atau makan ini-itu untuk menyembuhkan depresi menyiratkan bahwa seseorang yang depresi mungkin tidak mengerahkan segalanya yang ia bisa untuk bisa sembuh, kata Nikki Martinez, PsyD, seorang psikolog dan konselor profesional berlisensi klinis, dilansir dari Prevention. “Berkomentar mirip ini sama saja mirip menyampaikan apa yang terjadi bukanlah diakibatkan ketidakseimbangan dalam tubuh atau problem kesehatan sepele, ketika bahwasanya depresi yakni kondisi kronis,”

Membuat pilihan yang berbeda di masa depan mungkin membantunya menghadapi depresi, tapi pertama-tama, mereka perlu untuk memulihkan diri untuk bahkan menciptakan keputusan matang.

Katakan ini saja:
“KAMU SANGAT PENTING UNTUK SAYA. HIDUPMU PENTING BAGIKU. SAAT ANDA MERASA INGIN MENYERAH, KATAKAN PADA DIRIMU SENDIRI BAHWA ANDA AKAN BERTAHAN UNTUK SATU HARI LAGI, SATU JAM LAGI, SATU MENIT LAGI — SEBERAPA LAMA YANG ANDA MAMPU,”
atau
“SAYA PERCAYA PADAMU, DAN AKU TAHU KAMU MAMPU UNTUK MELEWATI SEMUA INI. SAYA AKAN BERADA DI SAMPINGMU DI SETIAP WAKTU.”

______________

10. Hindari kalimat : “Ah.. itu cuma perasaanmu saja.”

Ya, depresi memang terkait dengan perubahan suasana hati. Namun tidak sesederhana itu. Depresi bukan cuma gejolak perubahan mood sementara, kondisi ini diakibatkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam otak. Komentar ini memperlihatkan orang yang menderita depresi mempunyai kontrol atas penderitaannya — bahwa kalau mereka hanya sedikit berusaha untuk berpikir positif, mereka akan merasa lebih baik. Hal ini juga menyepelekan sakit fisik faktual yang sanggup disebabkan oleh depresi.

Katakan ini saja:
“SAYA LIHAT BELAKANGAN INI KAMU SEDANG KESULITAN, DAN KEADAANMU BIKIN SAYA KHAWATIR. ADA YANG BISA KULAKUKAN UNTUK MEMBANTU?”

______________

11. Hindari kalimat : “Itu cuma di kepala kamu, cuma pemiikiran kau aja.”

Lalu ia yang depresi akan menjawab, "Tidak, yang saya alami tidak hanya di kepala saya. Saya merasakannya di hati saya. Di kelopak mata saya yang amat berat menahan sedih dan tak bisa tidur. Di bibir saya yang lelah dipaksa senyum. Di seluruh tubuh saya yang kehilangan energi. "

Salah satu pengaruh depresi klinis yakni perasaan lelah yang menciptakan sekujur tubuh rasanya lemas, tak berenergi, dan bahkan sakit. Beberapa orang yang mengalami depresi berat dan anxiety bahkan bisa muntah-muntah, pegal-pegal, dan konstipasi berbulan-bulan.

Walaupun mungkin perasaan temanmu terkesan irasional, itulah yang sedang ia rasakan, dan tidak baik kalau kau membuatnya merasa kalau perasaannya itu tidak benar.

______________

12. Hindari kalimat : “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, semua akan baik-baik saja.”

Seseorang yang depresi merasa sedih atau jelek perihal banyak hal, namun hal-hal ini tidak mengakibatkan depresi mereka. Depresi tidak selalu disebabkan oleh insiden traumatis atau kesedihan tertentu. Kadang, depresi terjadi begitu saja; tidak membuatnya menjadi kurang serius.

Nasihat ini bisa memicu ledakan kecemasan pada orang tersebut. Sekali lagi, berasumsi bahwa depresi terkait dengan insiden tertentu atau dipicu oleh kejadian/trauma tertentu menjadikannya senjata makan tuan bagi keinginan Anda untuk mencoba memahami dan berempati pada orang yang Anda pedulikan.

Katakan ini saja:
“MAAF AKU TIDAK MENYADARI KAMU SEDANG MENDERITA. AKU AKAN SANGAT SENANG UNTUK MENGHABISKAN WAKTU BERSAMAMU, DAN AKU LEBIH DARI BERSEDIA UNTUK MENJADI ‘TEMPAT SAMPAH’ MU UNTUK MENGELUARKAN UNEK-UNEK.
atau “PERNAHKAH TERBERSIT KEINGINAN UNTUK CARI BANTUAN?”

______________

13. Hindari kalimat : “Lupain aja sedihnya”

Kalau segampang itu,seseorang yang depresi tidak akan dongeng ke Anda kalau ia punya masalah.

______________

14. Hindari kalimat : “Bahagia itu pilihan”

Apakah ada orang yang menentukan untuk menangis jam 3 pagi setiap hari?

Apakah ada yang sengaja minum antidepressants yang pengaruh sampingnya sangat menyiksa?

Tidak ada yang ingin sedih, tidak ada yang ingin depresi, semua orang di dalam hati niscaya ingin bahagia.

______________

15. Hindari kalimat : "Saya juga pernah kali depresi, semua orang juga”

Ada perbedaan antara depresi klinis dan sedih biasa. Mungkin yang kau maksud dengan ‘semua orang pernah mengalami’ yakni masa down lantaran ada suatu insiden di hidupmu yang menciptakan kau sangat sedih. Saat itu kau benar-benar sedih dan semua orang tau kau sedih. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, sedih kau pun hilang dalam kurun waktu tertentu.

Di sisi lain, yang sebagian dari yang mereka alami yakni depresi klinis. Sama mirip penyakit lainnya, depresi klinis sanggup kambuh mirip asthma. Sekali kambuh, seseorang bisa depresi selama 6 bulan.

______________

16. Hindari kalimat : "Kerjaan mu selalu saja mengeluh."

Kamu tidak tahu perasaan temanmu mirip apa, kau tidak tau problem dia, kehidupan dia, apa-apa saja yang telah ia lalui, jadi jangan berasumsi kalau ia mengeluh hanya untuk mencari perhatian atau lantaran ia manja. Kata-kata ini sanggup menciptakan temanmu merasa bahwa depresinya hanyalah problem sepele.

Cobalah untuk menanyakan apa problem dia, apa yang bisa kau perbuat untuk membantu nya, dan pertanyaan kepedulian lainnya.

______________

17. Hindari kalimat : “Bilang aja ya, kalo butuh bantuan.”

Komentar mirip ini sering berniat baik tetapi menghasilkan tamat yang buruk. Jika Anda benar-benar ingin membantu, tindakan Anda harus cocok dengan perkataan Anda. Sangat penting baginya untuk tahu bahwa Anda 100 persen ingin mendukung dan membantunya, bahwa Anda melaksanakan apa yang Anda JANJIKAN. Jika Anda tidak menindaklanjuti janji-janji, itu justru akan memicu depresinya makin parah (karena ia berpikir Anda “hanya mempermainkannya dan memberi impian palsu).

Katakan ini saja:
“KATAKAN PADAKU APA YANG BISA SAYA LAKUKAN SEKARANG UNTUK MEMBANTU MU.”,
atau “PELAN-PELAN SAJA, SAYA PEDULI DENGANMU ”

______________

18. Hindari kalimat : "Mungkin kau kurang berdoa."

Kurang berdoa bukanlah alasan sahabat kau mengalami depresi. Kamu harus mulai memperlakukan depresi mirip penyakit lainnya, semisal flu. Apakah kau akan menyuruh penderita flu untuk berdoa lebih banyak? Penderita flu juga akan diberi obat, kan? Nah, sama saja dengan temanmu yang depresi. Pertolongan pertama yang ia butuhkan yakni dari psikolog, psikiater, atau konselor.

______________

19. Hindari kalimat : "Sudah, lupakan saja"

Kata-kata ini akan menciptakan temanmu merasa kalau penderitaannya itu tidak penting. It is important, dan ia tidak akan bisa mengabaikannya dengan begitu saja. Disaat kau menyepelakan kondisinya dgn kalimat mirip itu, sementara disisi lain ia sedang berjuang mati-matian untuk berdiri dan bertahan.

______________

20 Hindari kalimat : “Yaudah sih mati aja”

INI ADALAH KATA-KATA TERBURUK YANG PERNAH TERLONTAR KEPADA MEREKA YANG DEPRESI.

______________

Masih banyak lagi kata-kata atau komentar yang bisa berdampak negatif pada seseorang yang depresi. Ingat, depresi bukan sekadar perubahan mood sekilas. Depresi yakni kondisi medis serius yang membutuhkan pengobatan profesional. Ulurkan tangan. Bersikap mendukung melibatkan memperlihatkan semangat dan harapan.

Jadi, untuk sementara dengarkan saja mereka dengan nrimo tanpa judgment apa-apa. Jika tidak ada niat ingin membantunya, lebih baik tidak usah berkomentar apalagi yang bersifat menyepelekan. Karena kita tidak tau kondisi jiwa masing-masing orang. Seringkali banyak berkomentar malah tidak membantu. Bahasa tubuh mirip pelukan yang akrab juga sangat membantu untuk menenangkan. Jika Anda tidak bisa menolongnya lebih jauh, rekomendasikan ia untuk mencari pertolongan professional (dokter, psikolog, psikiater).

______________

Reference :
Hellosehat
PijarPsikologi
#ABHFAMILY
#DEPRESI
#PSIKOLOGI
#KEJIWAAN

Re-post link https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10218069429145406&id=1177340608