Desa Gamcheon tadinya yaitu kampung yang kumuh di Busan, Korea Selatan. Sudah kumuh, lokasinya pun sulit: di lereng gunung yang curam. Sampai lalu desa ini berbenah, ditata, diberdayakan.
Jadilah Gamcheon Culture Village sebagai salah satu tujuan wisata yang ramai, bahkan dikenal dengan sebutan “Machu Picchu-nya Busan”.
Mengisi hari Minggu di Busan, aku mengunjungi desa budaya Gamcheon selepas siang tadi. Luar biasa. Rumah-rumah yang dicat berwarna-warni, dinding-dindingnya dihiasi bermacam-macam karya seni menyerupai mural. Jalan-jalan dan lorongnya yang sempit dipenuhi toko cenderamata, galeri seni, dan tempat makan.
Dari sebuah bar di ketinggian, aku dan Ibu Negara menikmati pemandangan atap-atap bangunan yang seolah bertumpuk seraya menikmati makanan khas Korea Selatan.
Penataan Desa Gamcheon mengingatkan aku model serupa di Tanah Air menyerupai yang ada di Klaten, Yogyakarta, atau di Nglanggeran, Gunung Kidul. Gamcheon dapat menjadi ilham bagi kepala kawasan kita, bagi kampung-kampung kita, bagi desa-desa kita, bahwa yang kumuh pun jikalau ditata dengan baik, dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Repost https://www.facebook.com/390581294464059/posts/1343058159216363/